Partisipasi UNY dalam Kompetisi Shell Autonomous Programming Competition 2020

Tim Garuda UNY berpartisipasi dalam kompetisi Shell Autonomous Programming Competition 2020 yang diselenggarakan oleh Shell berkolaborasi dengan Southwest Research Institute (SwRI). Kompetisi ini ditujukan oleh mahasiswa seluruh dunia untuk berkesempatan mengaplikasikan keahlian science, technology, engineering, dan math (STEM), terutama bidang komputer kontrol dan robotika. Kompetisi ini juga mewadahi mahasiswa dalam mengasah ilmu dalam tantangan yang relevan dengan permasalahan industri di era 4.0 melalui teknologi terkini. Mahasiswa ditantang untuk merancang dan mengembangkan algoritma persepsi, sistem kendali, navigasi, serta path planning untuk kendaraan autonomous menggunakan framework Robotic Operating System (ROS).

Dalam kompetisi ini, mahasiswa program studi S1 Teknik Elektro, M. Hilal Yahya Hidayat, bertanggung jawab memimpin pengembangan keseluruhan dari program kendaraan. Dalam menaklukkan tantangan ini, Hilal mengimplementasikan sistem persepsi terkini melalui sensor fusing dari LiDAR, akselerometer, odometri, serta kamera dalam membangun informasi keruangan (spatial information) berbasis Simultaneously Localization and Mapping (SLAM). Dari informasi dan data tersebut, diolah sebagai decision dalam pengambilan jalur mobil autonomous. Menurutnya, tantangan ini tidak dapat diselesaikan dengan metode konvensional mengingat aspek waktu, beban komputasi, serta efisiensi komputasi diperhitungkan sebagai poin penjurian. Metode-metode yang diimplementasikan kebanyakan berbasis pada Artificial Intelligence (AI). “Untuk dapat menguasai permasalahan ini saya harus membaca banyak publikasi yang kalau dihitung-hitung bisa sehari sampai 15 publikasi. Gara-gara ini, saya cuma tidur sehari paling lama 2 jam dan beberapa kali harus izin kuliah. Namun saya merasa sangat senang karena dapat berkompetisi, saya jadi banyak belajar, yang seharusnya dipelajari di semester atas bahkan di jenjang yang lebih tinggi jadi saya pelajari semua. Saya juga jadi sadar masih banyak yang perlu dikejar dari riset Indonesia karena sudah tertinggal puluhan tahun lamanya.” Tuturnya.