Mahasiswa UNY Raih Medali Perak pada World Invention Exhibition and Competition  2021

Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengembangkan petai Cina menjadi sajian mie sehat untuk menggantikan makanan pokok  penderita diabetes. Mahasiswa tersebut adalah Ahzami Fadilah Akbar dari Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, Intan Diah Kusuma dari Program Program Studi Teknik Tata Boga, Wulan Febrianingsih dari Program Studi Pendidikan IPA, Siti Vera Lestari dari Program Studi Matematika, dan Asma Nur Azizah dari Program Studi Sastra Inggris. 

Ahzami menuturkan bahwa dalam biji petai cina terdapat zat tanin, galaktomanan, dan flavonoid yang dapat menurunkan kadar gula darah. Metode ini menghambat aktivitas glukosidase dan alfa-amilase, yang diserap ke dalam  membran brush border usus. 
 
 “Studi tentang efek anti-diabetes pada biji petai cina telah dilakukan sebelumnya, dimana penggunaan ekstrak biji petai cina dalam dosis 0,25, 0,5 dan 1 gram dapat menurunkan gula darah sebesar 49%,97%, 56,80% dan 65,30%,” ujar Ahzami.
 
 Selain itu, pembuatan mie ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa Petai Cina tidak hanya bisa disantap sebagai lauk atau lalapan saja. Namun, dapat dibuat menjadi bentuk lain yang sangat bermanfaat dan dapat digunakan oleh penderita diabetes. 
 
 Wulan mengatakan bahwa petai Cina dijadikan mie karena merupakan makanan yang dekat dengan masyarakat, mudah disiapkan dan murah. Ini karena mie berbahan dasar gandum mengandung karbohidrat dalam jumlah tinggi tetapi hanya sedikit protein, vitamin, dan mineral. 
 
 “Selama ini masih banyak orang yang menganggap mie berbahaya dengan bahan kimia, jadi kami buktikan itu salah,” kata Wulan. 
 
 Untuk meningkatkan nilai gizi mie dilakukan dengan menambahkan sayuran pada mie, mengganti  tepung atau menambahkan bahan tambahan lainnya. Mereka menamakan produk mie petai Cina Beta Health Noodle. 
 
 Mie Beta Health  ini dirancang sebagai  pengganti makanan bagi penderita diabetes. Keunggulan produk ini adalah aman karena terdiri dari bahan-bahan alami, tanpa bahan  pengawet. Penyajiannya bisa dalam bentuk mie kuah atau mie goreng. 
 
 Karya ini  meraih medali perak pada World Invention Exhibition and Competition  2021. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Association of Young Scientists (IYSA) dan SEGi  Subang Jaya University Malaysia.